rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Kamis, 15 Desember 2011

download disain pernikahan ala the rockim

ingin download disain seperti gambar tersebut dngan format corel draw x4 klik disini ataw disini juga di sini

Tips Sebelum Berkuliah Ala The rockim

Masa-masa akhir SMA memang merupakan masa yang berat, asumsi ini hadir karena siswa-siswanya tidak hanya direcoki dengan kecemasan akan kelulusan UAN melainkan juga kecemasan akan pikiran, “Kemana diriku selepas SMA, memilih kuliah ataukah langsung mencari pekerjaan?”



Di sini saya selaku alumni SMA yang telah mengalami sendiri bagaimana masa-masa dilematis di atas mencoba untuk menguraikan tips-tips, yang saya harap berguna buat teman-teman sekalian sebelum akhirnya “tercebur” di dunia kampus. Namun, cakupan tips-tips ini hanya meliputi permasalahan persiapan pemilihan kampus ataupun jurusan. Nah, udah siap? Ini dia tips-tips yang bisa kamu pelajari …



Pertama, kamu harus memilih antara kampus negeri atau kampus swasta (lebih sering dikenal dengan istilah PTN dan PTS). Bukan maksud mendikotomi, tapi memang realitas masyarakat umumnya memandang status PTN lebih tinggi. Secara umum benar juga, tapi sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Mengingat fenomena globalisasi dan kompetisi yang makin erat, tidak jarang pula PTS memiliki keunggulan dibanding PTN. Contoh yang sering terjadi adalah bagaimana fokus pendidikan yang didapatkan, sering kali PTN lebih menekankan pada aspek teori yang bermuara pada outputnya yang banyak berkecimpung pada dunia pendidikan (sebagai tenaga pengajar, dosen, dll). Sedang, PTS cenderung lebih pragmatis dengan menekankan pada aspek-aspek praktis berupa life skill, maka dari itu tidak jarang pula mahasiswa PTS lebih mumpuni dalam hal-hal teknis ketimbang mahasiswa PTN. Kedua-duanya punya kelebihan dan kekurangan, maka dari itu tugas kalianlah untuk memilahnya. Asalkan jangan termakan nama besar sebuah kampus ya! J



Kedua, selepas pemilihan kampus saatnya memilih jurusanmu. Memilih jurusan seringkali juga menjadi persoalan yang pelik dan memusingkan. Jurusan menentukan akan kemana arah kita esok hari. Pengalaman yang dapat diambil adalah mari memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat yang kamu miliki. Karena jurusan yang favorit sekalipun belum tentu menjadi tempat persemaian ideal dari bakat dan minatmu. Jurusan favorit biasanya muncul karena peminat yang membludak, hal ini biasanya berkaitan dengan pangsa pasar kerja yang sedang terbuka lebar. Contohnya, bagaimana saat ini jurusan kedokteran sangat favorit, tidak lain tidak bukan terjadi karena kebutuhan Indonesia akan dokter yang sangat membludak sehingga muncul anggapan bahwa profesi dokter tidak mungkin menganggur dan hidup sengsara, begitu pula yang terjadi pada jurusan-jurusan favorit lainnya.



Ketiga, faktor potensi pekerjaan buat alumninya. Permasalahan ini biasanya muncul dari orang tua, sehingga mereka menginginkan putra-putrinya untuk kuliah di jurusan yang jelas pekerjaanya. Tidak salah juga untuk memilih jurusan yang pasti-pasti, namun perlu digaris bawahi pula bahwa saat ini banyak lowongan pekerjaan yang tidak memperdulikan asal-muasal jurusan. Tidak jarang, alumni pertanian kemudian bekerja di bank yang notabene jatahnya alumni ekonomi, begitu pula sebaliknya. Intinya adalah bagaimana jurusan yang dipilih dapat menjadi fasilitator bagi berkembangnya minat dan bakat yang kamu miliki. Jadi, jangan minder jika kamu akhirnya nanti kuliah di jurusan yang tidak favorit misalnya. Karena masalah pekerjaan itu bisa diatur sepanjang kita kuliah dengan benar dan serius, sepakat?



Keempat, Sesuaikan dengan kemampuan finansial orang tua. Hal ini menyangkut pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan dari jurusan pilihanmu. Kecenderungan yang ada adalah jurusan eksak lebih tinggi biayanya, ini menyangkut biaya praktikum. Selain itu, pertimbangkan pula kota tempat kuliah, karena berkaitan pula dengan biaya hidup. Kuliah di kota besar seperti Bandung atau Jakarta memang lebih “wah” namun juga sebanding dengan biaya hidup yang dikeluarkan ketimbang kuliah di tempat lokal (Magelang atau Yogyakarta misalnya). Biaya hidup yang dimaksud meliputi: biaya kos/kontrakan, makan, transport, kebutuhan sehari-hari, dll.

                                                                       

Kelima, setelah tekadmu bulat untuk memilih satu jurusan dari sebuah kampus. Maka, saatnya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan tersebut. Informasi tersebut bisa dicari dari kakak kelas yang telah kuliah di sana, dari internet (karena informasi di sana sangat luas), dari guru BK, dari lembaga bimbingan belajarmu, ataupun dari buku-buku yang beredar di pasaran (salah satu buku yang saya rekomendasikan adalah Jurusan apa buat kamu terbitan Andi Offset, Yogyakarta. Buku ini ada di perpus kodya kok).



Terakhir, carilah informasi tentang beasiswa yang bisa diambil. Dunia kuliah memang cukup berat dari segi biaya, namun tawaran beasiswa yang hadir pun berjubel. Kalaupun beasiswa tidak didapat, maka masih ada kemungkinan untuk mendapatkan keringanan biaya masuk kampus, hal ini dapat diperjuangkan lewat BEM misalnya. Intinya, jangan terlalu risau dengan biaya kuliah, karena dimana ada niat di sana ada jalan. Banyak kok kakak kelas yang kuliah tanpa modal sepeser pun, padahal dari segi akademik mereka biasa-biasa aja. Di sini kata kuncinya adalah kecerdikan mencari peluang beasiswa.



Oke, sepertinya segitu dulu yang bisa saya paparkan. Kesemua informasi di atas memang hadir lewat diskusi intern mahasiswa yang saya dapatkan. Jadi, kebanyakan informasi di atas berangkat dari asumsi. Namun, saya usahakan untuk sejelas mungkin dapat membantuk teman-teman sekalian. Sekian, selamat berjuang dalam UAN dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi! Semoga Allah mempermudah jalan kita semua… Amien

Rabu, 14 Desember 2011

Tips Sebelum Berkuliah (ala The Rockim )

Tips Sebelum Berkuliah   
untuk semuanya

Masa-masa akhir SMA memang merupakan masa yang berat, asumsi ini hadir karena siswa-siswanya tidak hanya direcoki dengan kecemasan akan kelulusan UAN melainkan juga kecemasan akan pikiran, “Kemana diriku selepas SMA, memilih kuliah ataukah langsung mencari pekerjaan?”



Di sini saya selaku alumni SMA yang telah mengalami sendiri bagaimana masa-masa dilematis di atas mencoba untuk menguraikan tips-tips, yang saya harap berguna buat teman-teman sekalian sebelum akhirnya “tercebur” di dunia kampus. Namun, cakupan tips-tips ini hanya meliputi permasalahan persiapan pemilihan kampus ataupun jurusan. Nah, udah siap? Ini dia tips-tips yang bisa kamu pelajari …



Pertama, kamu harus memilih antara kampus negeri atau kampus swasta (lebih sering dikenal dengan istilah PTN dan PTS). Bukan maksud mendikotomi, tapi memang realitas masyarakat umumnya memandang status PTN lebih tinggi. Secara umum benar juga, tapi sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Mengingat fenomena globalisasi dan kompetisi yang makin erat, tidak jarang pula PTS memiliki keunggulan dibanding PTN. Contoh yang sering terjadi adalah bagaimana fokus pendidikan yang didapatkan, sering kali PTN lebih menekankan pada aspek teori yang bermuara pada outputnya yang banyak berkecimpung pada dunia pendidikan (sebagai tenaga pengajar, dosen, dll). Sedang, PTS cenderung lebih pragmatis dengan menekankan pada aspek-aspek praktis berupa life skill, maka dari itu tidak jarang pula mahasiswa PTS lebih mumpuni dalam hal-hal teknis ketimbang mahasiswa PTN. Kedua-duanya punya kelebihan dan kekurangan, maka dari itu tugas kalianlah untuk memilahnya. Asalkan jangan termakan nama besar sebuah kampus ya! J



Kedua, selepas pemilihan kampus saatnya memilih jurusanmu. Memilih jurusan seringkali juga menjadi persoalan yang pelik dan memusingkan. Jurusan menentukan akan kemana arah kita esok hari. Pengalaman yang dapat diambil adalah mari memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat yang kamu miliki. Karena jurusan yang favorit sekalipun belum tentu menjadi tempat persemaian ideal dari bakat dan minatmu. Jurusan favorit biasanya muncul karena peminat yang membludak, hal ini biasanya berkaitan dengan pangsa pasar kerja yang sedang terbuka lebar. Contohnya, bagaimana saat ini jurusan kedokteran sangat favorit, tidak lain tidak bukan terjadi karena kebutuhan Indonesia akan dokter yang sangat membludak sehingga muncul anggapan bahwa profesi dokter tidak mungkin menganggur dan hidup sengsara, begitu pula yang terjadi pada jurusan-jurusan favorit lainnya.



Ketiga, faktor potensi pekerjaan buat alumninya. Permasalahan ini biasanya muncul dari orang tua, sehingga mereka menginginkan putra-putrinya untuk kuliah di jurusan yang jelas pekerjaanya. Tidak salah juga untuk memilih jurusan yang pasti-pasti, namun perlu digaris bawahi pula bahwa saat ini banyak lowongan pekerjaan yang tidak memperdulikan asal-muasal jurusan. Tidak jarang, alumni pertanian kemudian bekerja di bank yang notabene jatahnya alumni ekonomi, begitu pula sebaliknya. Intinya adalah bagaimana jurusan yang dipilih dapat menjadi fasilitator bagi berkembangnya minat dan bakat yang kamu miliki. Jadi, jangan minder jika kamu akhirnya nanti kuliah di jurusan yang tidak favorit misalnya. Karena masalah pekerjaan itu bisa diatur sepanjang kita kuliah dengan benar dan serius, sepakat?



Keempat, Sesuaikan dengan kemampuan finansial orang tua. Hal ini menyangkut pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan dari jurusan pilihanmu. Kecenderungan yang ada adalah jurusan eksak lebih tinggi biayanya, ini menyangkut biaya praktikum. Selain itu, pertimbangkan pula kota tempat kuliah, karena berkaitan pula dengan biaya hidup. Kuliah di kota besar seperti Bandung atau Jakarta memang lebih “wah” namun juga sebanding dengan biaya hidup yang dikeluarkan ketimbang kuliah di tempat lokal (Magelang atau Yogyakarta misalnya). Biaya hidup yang dimaksud meliputi: biaya kos/kontrakan, makan, transport, kebutuhan sehari-hari, dll.

                                                                       

Kelima, setelah tekadmu bulat untuk memilih satu jurusan dari sebuah kampus. Maka, saatnya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan tersebut. Informasi tersebut bisa dicari dari kakak kelas yang telah kuliah di sana, dari internet (karena informasi di sana sangat luas), dari guru BK, dari lembaga bimbingan belajarmu, ataupun dari buku-buku yang beredar di pasaran (salah satu buku yang saya rekomendasikan adalah Jurusan apa buat kamu terbitan Andi Offset, Yogyakarta. Buku ini ada di perpus kodya kok).



Terakhir, carilah informasi tentang beasiswa yang bisa diambil. Dunia kuliah memang cukup berat dari segi biaya, namun tawaran beasiswa yang hadir pun berjubel. Kalaupun beasiswa tidak didapat, maka masih ada kemungkinan untuk mendapatkan keringanan biaya masuk kampus, hal ini dapat diperjuangkan lewat BEM misalnya. Intinya, jangan terlalu risau dengan biaya kuliah, karena dimana ada niat di sana ada jalan. Banyak kok kakak kelas yang kuliah tanpa modal sepeser pun, padahal dari segi akademik mereka biasa-biasa aja. Di sini kata kuncinya adalah kecerdikan mencari peluang beasiswa.



Oke, sepertinya segitu dulu yang bisa saya paparkan. Kesemua informasi di atas memang hadir lewat diskusi intern mahasiswa yang saya dapatkan. Jadi, kebanyakan informasi di atas berangkat dari asumsi. Namun, saya usahakan untuk sejelas mungkin dapat membantuk teman-teman sekalian. Sekian, selamat berjuang dalam UAN dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi! Semoga Allah mempermudah jalan kita semua… Amien

lampu